
Kesuksesan Selalu Lahir dari Perjuangan
Refleksi Milad Matsasuka Ke-53
Kesuksesan adalah harapan dan dambaan setiap orang, namun kesuksesan tidak bisa kita raih dengan mudah apalagi hanya dengan berpangku tangan, butuh usaha keras dan terus menerus dalam sebuah perjuangan, dan dalam setiap perjuangan pasti membutuhkan pengorbanan. Hidup adalah perjalanan panjang yang membutuhkan perjuangan dan pengorbanan agar kita mampu meraih sebuah kesuksesan.
Setiap orang pasti memiliki tujuan dalam hidupnya, tujuan inilah yang akan menjadi kunci kemana arah perjalanan kita, namun perlu kita ingat bahwa, dalam setiap perjalanan pasti akan ada halangan dan rintangan, suka dan duka, sedih dan tawa akan datang silih berganti. Apakah kita akan mampu menghadapinya ? semua ditentukan oleh kesabaran dan kegigihan kita dalam menghadapinya.
Sebelum merdeka bangsa Indonesia mengalami penjajahan yang sangat panjang, mulai dari Portugis, Belanda, hingga Jepang, mengeruk kekayaan alam dari bumi pertiwi yang jadi idaman. Pada masa penjajahan, Kemerdekaan adalah impian dan cita-cita Bangsa Indonesia, Para Pahlawan rela mengorbankan harta, darah, dan nyawa untuk meraih cita-cita yaitu menjadi Bangsa yang merdeka.
Cita-cita luhur inilah yang kemudian mampu mempersatukan seluruh elemen Bangsa untuk ikut berjuang, dan akhirnya kemerdekaan bukan hanya menjadi sebuah impian, namun menjadi kenyataan yang dianugerahkan Alloh SWT, kepada bangsa yang telah gigih dalam berjuang. Ini menjadi bukti bahwa dengan ketabahan, kegigihan, dan semangat pantang menyerah Bangsa Indonesia bisa meraih Impian atau cita-citanya.
Nilai-nilai perjuangan para pahlawan inilah yang perlu kita tanamkan bahwa segala sesuatu tidak ada yang instan Bahkan mie instan saja harus melalui proses memasak terlebih dulu sebelum kita makan. Ibarat sebuah pepatah “Berakit-rakit kehulu, berenang ketepian, bersakit-sakit dahulu, baru senang kemudian”.
Menjaga Tradisi dan Terus berinovasi
Sejak dilahirkan pada tahun 1968, MTs Sunan Kalijogo telah melalui perjalanan yang sangat panjang, 53 tahun sudah waktu yang dilalui, saat ini MTs Sunan Kalijogo menjadi salah satu Madrasah terbesar di Kabupaten Kediri. Mengutip dari sejarah berdirinya, MTs Sunan Kalijogo lahir sebagai wujud ruhul jihad dan kepedulian para Pendiri terhadap pendidikan generasi Islam yang ada di Desa Kranding dan sekitarnya setelah lulus dari Madrasah Wajib Belajar (sekarang MI Raudlatut Tholabah).
Penulis masih ingat pada awal tahun 90 an, masih ada kelas yang menumpang dirumah warga, dan sebagian di MI Raudlatut Tholabah karena pada saat itu MTs Sunan Kalijogo cuma punya tiga ruang kelas saja. Memasuki tahun 2000 MTs Sunan Kalijogo mulai berkembang sangat pesat hal ini tidak lepas dari ikut meningkatnya jumlah santri formal yang ada di Pondok Pesantren yang mayoritas disekolahkan di MTs Sunan Kalijogo, semua tidak lepas dari sinergi dan komunikasi yang terus dibangun antara madrasah dengan masyarakat, dan juga dengan Pondok Pesantren yang ada disekitar Madrasah.
Saat ini lebih dari 1.200 siswa yang belajar di MTs Sunan Kalijogo, lebih dari 35 ruang kelas, berikut dengan fasilitas-fasilitas pendukung yang lain yang sudah dimiliki, Ruang Kepala Madrasah, Ruang Wakil Kepala, Ruang Guru, Ruang TU, Perpustakaan, UKS, Lab. Komputer, Lab. Ipa, Kantin dan Koperasi Madrasah dan masih banyak lagi.
Kebesaran Madrasah saat ini tentu tidak lepas dari Barokah para pendiri, dan perjuagan para pimpinan madrasah sejak awal berdiri sampai sekarang, yang sudah berjuang dengan ikhlas mewujudkan madrasah yang berkwalitas dan dicintai oleh masyarakat, yang mampu memunculkan ide-ide, yang kemudian menjadi tradisi dan menjadi ciri khas MTs Sunan Kalijogo.
Diantara tradisi-tradisi yang menjadi ciri khas MTs Sunan Kalijogo antara lain adalah Nilai-nilai pengabdian, kebersamaan, pendidikan akhlakul karimah, Kedisiplinan, kegiatan Ekstra Kurikuler yang variatif, salah satu pioner program Kelas Tahfidh, Madrasah Berprestasi, dan masih banyak lagi.
Selain tradisi yang sudah dirintis oleh para pendahulu tentu kita tidak boleh berhenti untuk bereksplorasi dan berinovasi, hal ini selaras dengan prinsip “Al Muhafadlotu ala Al Qodimi Al Sholih wal Akhdzu bil Jadidil Ashlah”, memelihara tradisi lama yang baik, dan mengambil tradisi baru yang lebih baik.
Tantangan kedepan bukan semakin mudah namun akan semakin sulit, karena tantangan bukan cuma datang dari internal, namun juga muncul dari eksternal madrasah itu sendiri. agar mampu menjawab tantangan dari internal dibutuhkan komitmen dan keistiqomahan seluruh komponen madrasah untuk terus memberikan pelayanan terbaik agar mampu meningkatkan kwalitas pendidikan di MTs. Sunan Kalijogo.
Selain dari internal tantangan dari eksternal juga jauh lebih besar, semakin banyaknya sekolah atau madrasah yang bermunculan disekitar MTs Sunan Kalijogo, tentu akan menjadi tantangan tersendiri, bagaimana kita mampu meyakinkan masyarakat bahwa MTs Sunan kalijogo adalah pilihan tepat untuk mendidik putra/putrinya setelah lulus dari sekolah tingkat dasar.
Disisi lain kita juga harus cepat merespon tantangan revolusi industri 4.0 dalam dunia pendidikan, bahwa digitalisasi menjadi sebuah keniscayaan yang perlu kita wujudkan untuk menjawab tantangan tersebut, agar kita terus mampu meningkatkan kwalitas dan mampu bersaing dengan sekolah atau madrasah lain.
Tentunya kedepan tergantung bagaimana kita bisa mengimplementasikan semboyan Al Muhafadhotu wal Akhdzu, bagaimana kita bisa mengkreasikan hal-hal baik yang sudah dirintis oleh para pendahulu, dengan ide-ide baru yang lebih baik lagi. Insyaalloh apabila kita mampu mempertahankan tradisi dan terus bisa berinovasi dan bersinergi madrasah kita akan selalu menjadi pilihan, dan kebesarannya tidak akan menjadi kenangan namun abadi sepanjang zaman. Semoga…
Jayalah Matsasuka, Matsasuka Jaya..