
AKU DI MATA IBUKU
Oleh Anonymous
Aku. Aku adalah anak sulung dari ibu dan ayahku. Aku memiliki seorang adik yang masih berusia 6 tahun. kami lahir dengan selisih 5 tahun. Aku duduk di bangku kelas 5 SD, namun adikku belum menginjak lingkungan sekolah, hanya dalam bimbingan orang tua di rumah saja. ibuku adalah seorang guru dan ayahku adalah seorang buruh negara yang sering bekerja di luar kota alias jarang di rumah. Namun berbeda dengan ibu, ibu hanya mengajar sampai jam 10 dan selebihnya ibu dirumah. Akuu selalu pulang jam 1.30 siang.
Perlombaan di sekolah telah selesai aku telah memenangkan perlombaan menggambar dan juga melukis. setibanya di rumah.
“Assalamualaikum Buk..aku pulang”
sambil membuka pintu dan salim kepada ibuku.
“Waalaikumsalam cepetan ganti.”
jawab ibuku.
Kemudian aku menuju kamar dan segera melepas semua atribut sekolahku.
“Nak….cepetan makan !!” teriak ibuku dari meja makan.
“Iya Bu aku akan segera makan, aku masih melepas seragam sekolahku”
jawabku dari kamar.
Tak lama kemudian aku pergi ke meja makan untuk makan bersama ibuku. Aku duduk di depan ibuku makan.
“Ibu aku mau ngomong ke ibu.”
“Ngomong apa nanti saja Aku lagi capek di sini juga lagi makan.”
“Oh iya Bu maaf nanti aku bicara lagi.”
Sebenarnya aku inginmembicarakan tentang perlombaan ku di sekolah tadi namun sepertinya ini saat yang tidak tepat.
“Nanti setelah makan cuci piringnya jangan lupa, ibu udah capek.”
“Iya Bu nanti aku cuci piringnya.”
Ibuku sudah menyelesaikan makanya dan sekarang yang ibu kembali ke kamar. Tak lama kemudian aku pun menyelesaikan makanku dan mencuci piring. setelah mencuci piring aku kembali ke kamar untuk beristirahat dan juga menonton anime kesukaanku lewat handphone.
Aku adalah anak wibu, jadi tidak aneh jika Aku hanya melihat anime saja yang ada di handphoneku. Meskipun aku sangat menyukai anime namun aku tidak memiliki satupun koleksi ataupun poster untuk dipajang di kamar. Karena pendapatan orang tuaku yang tidak cukup untuk membeli barang-barang yang tidak berguna seperti itu. Pendapatan orang tua ku hanya cukup untuk membeli makan minum dan kebutuhan sehari-hari lainnya. Namun disamping itu tidak membuatku menjadi sedih titik aku sering mengikuti perlombaan menggambar online, entah itu menggambar anime atau gambar-gambar lainnya. Aku juga sering mendapatkan hadiah dari hasil perlombaan tersebut. Namun, hasil dari kemenanganku biasanya aku tabung di simple atau yang biasanya disebut simpanan pelajar. Dan itu semua tanpa diketahui oleh orang tuaku.
Seketika aku tertawa terbahak-bahak karena melihat adegan lucu yang ada dalam film anime yang aku tonton tadi.
Tiba-tiba ibu membuka pintu kamarku dan melihatku yang tertawa terbahak-bahak.
“Jangan main HP mulu, kamu nggak tahu HP kamu itu bisa bikin rusak mata kamu ?”
“Iya tahu Bu cuma sebentar kok.”
“Udah jangan main HP..!! Anime…..mulu,, apa coba manfaat nya….,,
Kamu tuh jangan keterlaluan ya suka kayak begituan nggak baik nanti. Taruh hp-nya mendingan tidur aja daripada main HP mulu.”
Seketika kuletakkan handphone disampingku dan aku menuju mimpi alias tidur. Sebelum tidur aku sempat berpikir aku biasanya memenangkan lomba menggambar dan juga melukisitu karena aku termotivasi dengan film-film anime yang aku sukai dan aku merasa sa ah mau lakukan hal yang buruk semenjak aku menyukai anime atau menjadi wibu.
Pukul 3.30 sore,
“Nak bangun, sana jemur pakaian jangan kelamaan tidur nggak baik mending daripada tidur bantuin ibu aja. habis jemur pakaian jangan lupa juga rumahnya di sapu.”
“Iya Bu…akan aku jemur setelah ini”
Karena aku yang belum cukup sadar maka aku mengatakan *setelah ini* kepada ibuku. ketika ibu keluar dari kamarku aku duduk dan berusaha h&m untuk membuka mataku lebih lebar. setelah kesadaranku kembali aku berangkat menjemur pakaian dan dilanjutkan menyapu rumah. setelah itu karena melihat badanku yang kotor dan juga bau aku memutuskan untuk pergi mandi.
Keesokan harinya, hari ini adalah hari Minggu. Hari Minggu adalah hari dimana siswa-siswi sekolah dasar dan lainnya untuk bersantai. Hari dimana kita semua para siswa dan siswi melakukan aktivitas yang kita inginkan atau juga bisa dibilang hari ini adalah hari untuk refreshing. kubuka mataku lebar-lebar mataku karena sinar matahari yang telah menerobos masuk dr jendela kamarku. Aku pergi ke kamar mandi untuk mandi dan tak lupa menggosok gigi. Habis mandi kutolong ibu membersihkan tempat tidurku tapi nggak ada ompolnya ya di sini. Seperti biasa setelah membersihkan kamar Aku menyapu rumah dari depan hingga belakang dan juga halaman halaman rumahku. Setelah membersihkan rumah aku merebahkan badanku di atas kasur yang berada di kamarku sambil memainkan handphoneku.
“Bantuin ibu masak cepetan jangan main HP terus”
“Tapi Bu aku baru aja-”
“Udah cepetan sini bantuin ibu masak”
“Iya Bu aku ke sana sekarang”
Kuletakkan handphone-ku lalu aku berjalan menuju dapur. Sesampainya di sana aku mulai memasak dengan ibuku. Setelah memasak kembali lagi ke kamarku untuk memainkan handphoneku. Kenapa aku main handphone lagi, karena aku sedang melihat episode dari film anime kesukaanku. Tanpa sadar hari telah siang, sang surya tepat di atas atap rumahku aku pun meletakkan handphone dan lanjutkan tidur siang. Namun belum sampai aku tertidur tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu yang keras dari pintu depan rumahku.
TOK TOK TOK, TOK TOK TOK…
“Assalamualaikum Bu… apakah ada orang di rumah ?”
Aku dengan terburu-buru membukakan pintu dan mempersilahkan tamu untuk masuk ke rumah. Kemudian aku bertanya.
“Ibu nyari siapa ?”
“Saya nyari ibu kamu.. ada ?”
“Oh ada kok Bu sebentar saya panggilkan ya.”
“Iya.”
Aku berjalan ke belakang untuk mencari ibuku karena ibuku tidak ada di kamar. Setelah aku menemukan ibu segera Aku mengatakan jika ibu ada yang mencari dan sekarang tamu tersebut ada di ruang tamu.
“Siapa tamunya ?”
“Enggak tahu Bu pokoknya tamunya perempuan.”
Kemudian ibu menghampiri tamu tersebut yang berada di depan. Aku kembali ke dalam kamar.
“Eh Bu Dewi ada apa nyariin saya ?”
“Enggak kok Bu Sari saya cuma mampir aja karena saya tuh abis ngantar anak saya buat lomba.”
“Loh emang boleh bu ngadain lomba masa pandemi ini ?”
“Nggak tahu Bu itu pokoknya itu katanya panitianya tuh kita suruh mematuhi protokol”
“Ih pinter ya Bu anaknya ikut lomba nggak enak saya di rumah cuma kerjanya main HP terus kalau enggak main HP enggak tahu deh itu ngapain aja di kamar nggak pernah keluar.”
“Sama aja kok anak saya juga gitu… Ini aja ikut lomba saya yang nyuruh..”
“Sama aja ya ternyata tapi kan mendingan anak ibu masih mau disuruh lomba lah anak saya nggak pernah. Eh sebentar bu saya suruh buatin minum dulu.”
Tanpa sengaja Aku mendengarkan ibu berbicara dengan temannya, Aku mulai berfikir padahal Aku udah mau bantuin ibu setiap hari dan setiap waktu di kamar Aku juga nggak main HP terus Aku cuma latihan menggambar aja meskipun latihan menggambar nya lewat handphone,, tapi kenapa ibu kok selalu mikir Aku kayak gitu dan padahal Aku tuh pernah ikut lomba cuman ibu aja yang gak pernah mau ngedengerin Aku cerita. Aku agak kecewa
Tiba-tiba aku tidak bisa menahan diri, aku menghampiri ibu dan berkata..
“Aku tiap hari bantuin ibu, Aku juga ikut lomba cuma ibu aja yang nggak pernah mau Aku ceritain ibu aja yang nggak pernah mau perhatiin Aku, Aku di kamar enggak main HP terus kok..”
Sambil menangis Aku berlari keluar rumah dan sampai-sampai Aku tidak sadar karena Aku tabrak mobil yang melaju kencang melewati jalan depan rumahku. ibu yang mengetahui Aku lari dan tertabrak mobil langsung membawaku ke rumah sakit terdekat dengan teman ibu yang menemani ibu sepanjang perjalanan menuju rumah sakit yang dituju. Dokter bilang Aku mengalami patah tulang di tangan kananku dan juga luka di bagian kepala akibat benturan yang keras. Ibu pun menangis meronta-ronta sampai pingsan. Ketika aku sadar ibu berada di sampingku dengan menggenggam tanganku.
“Maafin ibu nak yang selama ini nggak pernah perhatian sama kamu… Ibu minta maaf banget karena ibu belum bisa jadi ibu yang maksimal seperti yang kamu inginkan. Kamu jangan marah lagi ya…,ibu bakal ngedengerin kamu cerita kok.”
Dengan tersenyum aku mengangguk. Kan kepala. Kemudian ibu memelukku.
TAMAT